Mengenal Jenis Bambu dan Manfaatnya

Dari semakin sulitnya ketersediaan kayu jati, rakyat memerlukan material bahan pengganti bahan kayu alami, dewasa ini yang ketersediaannya melimpah di alam adalah bambu. Bambu adalah kayu masa depan, selain harganya ekonomis, bambu tidak kalah menariknya dengan kayu, memiliki serat-serat yang khas dan bernilai aksen tinggi juga, pertumbuhan bambu pun sangat cepat, hanya membutuhkan 3 sampai 5 tahun untuk siap panen serta dapat tumbuh di berbagai lahan, berbeda dengan kayu yang harus menunggu 10 sampai 15 tahun untuk panennya. 

 Jenis bambu yang sering dimanfaatkan Berikut adalah jenis bambu yang sering digunakan /dimanfaatkan antara lain :

Bambusa bambos (L.) Voss

  • Mempunyai nama lokal yaitu bambu ori, jawa: pring ori. Mempunyai tinggi mencapai 30 m, dinding batang sangat tebal dan batang berbulu tebal, diameter 15-18 cm, jarak buku 20-40 cm dan warna hijau muda pada batang. Tempat tumbuh di tanah basah, di sepanjang sungai.

Rumpun Bambu Ori

Cara membudidayakannya yaitu memberikan jarak tanam 6 m x 6 m. Pemberian pupuk kompos 5-10 kg pada saat penanaman berguna untuk pertumbuhan awal. Pemupukan dengan NPK akan meningkatkan biomasa. Jenis ini kurang cocok untuk skala luas karena berduri sehingga menyulitkan dalam pemanenan. Penebangan dapat dilakukan dengan memotong setinggi 2 m dari atas tanah. Dalam tahap pamenan hasil jenis bambu ini dapat dilakukan setelah umur 3-4 tahun. Sisakan 8-10 batang setiap rumpun untuk mempertahankan tingkat produksi. Hindari pengambilan risoma untuk perbanyakan karena dapat merusak rumpun. Produktivitas tahunan dapat mencapai sekitar 5000-8000 batang/ha. Jenis bambu ini memiliki manfaat antara lain : rebungnya digunakan sebagai sayuran, daunnya dijadikan sebagai makanan ternak, dan bibitnya (bahan makanan sekunder) sampai dengan batangnya digunakan untuk keperluan rumah tangga dan bahan dasar bangunan. Jenis ini berguna sebagai pengendali banjir bila ditanam disepanjang sungai dan pelindung tanaman dari angin kencang. Batangnya dipakai untuk industri pulp, kertas dan kayu lapis. Jenis ini juga dapat dipakai sebagai bahan dasar pembuatan semir sepatu, lem perekat, kertas karbon.


Dendrocalamus asper (Schultes f.) Backer ex Heyne


Mempunyai nama lokal yaitu petung, buluh betung, bulu jawa, betho. Memiliki tinggi mencapai 20-30 m, batang berbulu tebal dan tebal dinding batang 11-36 mm, diameter 8-20 cm, jarak antar buku 10-20 cm, warna coklat tua pada batang. Tempat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m, tumbuh terbaik pada ketinggian antara 400-500 m dengan curah hujan tahunan sekitar 2400 mm. Tumbuh di semua jenis tanah tetapi paling baik di tanah yang berdrainase baik. 


Cara membudidayakannya yaitu memberikan jarak tanam 8m x 4m (312 rumpun/ha). Pemberian pupuk sangat dianjurkan untuk meningkatkan hasil dengan dosis pupuk setiap tahun adalah sekitar 100-300 kg/ha NPK (15:15:15) dan untuk memperbanyak rebung baru sangat dianjurkan untuk memberikan seresah di sekitar rumpun. Dalam tahap pamenan hasil jenis bambu ini dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3 tahun, puncak produksi mulai umur 5-6 tahun; untuk pemanenan rebung dilakukan satu minggu setelah rebung muncul ke permukaan. Satu rumpun dewasa dapat menghasilkan 10-12 batang baru per tahun (dengan 400 rumpun menghasilkan sekitar 4500-4800 batang/ha). Produktivitas tahunan rebung dapat menghasilkan 10-11 to rebung/ha dan untuk 400 rumpun per ha dapat mencapai 20 ton rebung. Jenis bambu ini memiliki manfaat yaitu rebung dari jenis ini adalah rebung yang terbaik dengan rasanya yang manis dibuat untuk sayuran. Batangnya digunakan untuk bahan bangunan (perumahan dan jembatan), peralatan memasak, bahkan juga untuk penampung air. Banyak digunakan untuk konstruksi rumah, atap dengan disusun tumpang-tindih, dan dinding dengan cara dipecah dibuat plupu.


Gigantochloa apus (J.A & J.H. Schultes) Kurz


    Mempunyai nama lokal yaitu apus, pring apus, peri. Memiliki tinggi mencapai 8-30 m , batang berbulu tebal dan tebal dinding batang 1,5 cm, berdiameter 4-13 cm, jarak buku 20-75 cm, memiliki warna hijau keabu-abuan cenderung kuning mengkilap pada batang. Jenis ini dapat tumbuh di dataran rendah, dataran tinggi (atau berbukit-bukit) sampai dengan 1500 m. Bahkan juga dapat tumbuh di tanah liat berpasir. 



Cara membudidayakannya yaitu penanaman jenis ini sebaiknya dilakukan antara bulan Desember sampai Maret. Untuk meningkatkan produktivitasnya dapat diberi pupuk kompos atau pupuk kimia, dengan memberikan jarak tanam 5- 7 m2. Dalam tahap pamenan hasil jenis bambu ini dapat dilakukan setelah 1-3 tahun pada musim kering (antara April sampai Oktober) pada batang yang sudah berumur lebih dari 2 tahun. Produktivitas dalam satu rumpun adalah 6 batang. Produktivitas tahunannya dapat menghasilkan sekitar 1000 batang/ha. Jenis bambu ini biasanya digunakan sebagai tanaman pagar penghias. Batangnya juga dapat dipakai sebagai alat pembuatan pegangan payung, peralatan memancing, kerajinan tangan (rak buku), industri pulp dan kertas dan penghalau angin kencang (wind-break).


Gigantochloa atroviolacea Widjaja

Mempunyai nama lokal yaitu bambu hitam, pring wulung, peri laka. Memilki tinggi mencapai 2 m, batang berbulu tipis/halus dan tebal, dinding batang hingga 8 mm, berdiameter 6-8 cm, jarak buku 40-50 cm, memiliki warna hijau atau coklat tua, atau keunguan atau hitam pada batang. Jenis ini mempunyai tumbuh di tanah tropis dataran rendah, berlembab, dengan curah hujan per tahun mencapai 1500-3700 mm, dengan kelembaban relatif sekitar 70% dan temperatur 20-32 derajat C. Dapat pula tumbuh di tanah kering berbatu atau tanah (vulkanik) merah. Jika ditanam di tanah kering berbatu, warna ungu pada batang akan kelihatan semakin jelas.

 

Cara membudidayakannya yaitu memberikan jarak tanam 8 m x 7 m (200 rumpun/ha). Dianjurkan untuk selalu memperhatikan tentang pengairan, pembersihan gulma dan penggemburan tanah secara terus-menerus selama 2-3 tahun setelah awal penanaman. Pembersihan dasar rumpun tua dan penggalian ulang tanah akan meningkatkan produksi rebung. Dalam tahap pamenan hasil jenis bambu ini dapat dilakukan setelah tanaman berumur 4-5 tahun dengan hasil produksi 20 batang per 3 tahun atau dengan kata lain setiap 200 rumpun/ha dapat menghasilkan sekitar 4000 batang/ha dalam 3 tahun. Jenis bambu ini biasanya digunakan untuk bahan pembuatan instrumen musik seperti angklung, calung, gambang dan celempung. Juga berfungsi untuk bahan industri kerajinan tangan dan pembuatan mebel. Rebungnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. 7) Gigantochloa pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja Mempunyai nama lokal yaitu bambu andong, gambang surat, peri. Mempunyai tinggi mencapai 7-30 m, batang berbulu tebal dan tebal dinding batang hingga 2 cm, berdiamter 5-13 cm, jarak buku 40-45 cm, memiliki warna hijau kenuningan, atau hijau muda, tau kuning kehijauan pada batang. Memiliki tempat tumbuh di tanah liat berpasir/tanah berpasir dengan ketinggian hingga 1200 m di atas permukaan laut dengan curah hujan per tahun 2350-4200 mm, temperatur 20-32 derajat C dengan tingkat kelembaban relatif sekitar 70%. Cara membudidayakannya yaitu Jarak tanam 8 m x 8 m. Pemberian pupuk organik maupun pupuk kompos pada awal penanaman sangat berguna sekali bagi peningkatan produksi. Juga dianjurkan untuk dilakukan pembersihan gulma, diperhatikan tentang pengairan serta penggemburan tanah. Pembersihan dasar rumpun tua dan penggalian ulang tanah akan memacu pertumbuhan batang baru. Dalam tahap pamenan hasil jenis bambu ini dapat dilakukan setelah berumur 3 tahun dengan memotong batang tepat di atas tanah dan sebaiknya dipilih musim kering untuk memanennya. Untuk regenerasi batang baru dianjurkan untuk menggali ulang dan menutup dasar batang sisa panen dengan plastik. Hasil produksi tahunan untuk 275 rumpun/ha menghasilkan sekitar 1650 batang/ha atau 6 batang/rumpun. Jenis bambu ini biasanya digunakan untuk bahan bangunan, pipa air, mebel, peralatan rumah tangga, sumpit makan, tusuk gigi, dan peralatan musik. Rebungnya dapat dimasak menjadi sayuran. 




Bambusa vulgaris Schrader ex Wendland


Mempunyai nama lokal yaitu pring ampel, bambu ampel, haur. Mempunyai tinggi mencapai 10-20 m, batang berbulu sangat tipis dan tebal dinding batang 7-15 mm, diameter 4-10, jarak buku 20-45cm, warna hijau tua pada batang. Dan memiliki tempat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m, di tanah marjinal atau di sepanjang sungai, tanah genangan, pH optimal 5-6,5, tumbuh paling baik pada dataran rendah.



Cara membudidayakannya yaitu memberikan jarak tanam sekitar pada jarak ± 8 m x 4 m (312 rumpun/ha). Dalam pemberian pupuk sangat dianjurkan untuk meningkatlkan hasil. Memberikan dosis pupuk per ha sekitar 20-30 kg N,0- 15 kg P, 10-15 kg K dan 20-30 kg Si. Melakukan pembersihan cabang berduri dan dasar rumpun tua akan meningkatkan produksi batang bambu dan mempermudah pemanenan. Dalam tahap pamenan hasil jenis bambu ini dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3 tahun, puncak produksi mulai umur 6-8 tahun. Rebung dapat dipanen 1 minggu setelah keluar dari permukaan. Satu rumpun dalam setahun dapat menghasilkan 3-4 batang baru. Produksi tahunan diperkirakan menghasilkan sekitar 2250 batang atau 20 ton berat kering/ha. Jenis bambu ini memiliki manfaat antara lain : air rebusan rebung muda bambu kuning dimanfaatkan untuk mengobati penyakit hepatitis. Batangnya banyak digunakan untuk industri mebel, bangunan, perlengkapan perahu, pagar, tiang bangunan dan juga sangat baik untuk baha baku kertas.





0 Response to "Mengenal Jenis Bambu dan Manfaatnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel